Powered By Blogger
Aangedryf deur Blogger.
Subscribe to Feed


RSS

CT Scan Kepala


OLEH: FRANKY JACOBUS DIMPUDUS, B.Sc.Med.Imag.(Curtin)
Department of Imaging Diagnostic-Affinity Health RS Surabaya Internasional Surabaya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ABSTRACT
Head trauma is a general medical problem. The cause of it are usually traffic or industrial accident, fallen from height, and penetrating injury. The head injuries are sometime mild. However, in some patients may develop serious complication. The accurate diagnosis is needed to investigate intracranial injuries in order to provide appropriate management of treatment and patient's best possible outcomes. 

The diagnosis of head trauma has changed significantly with the availability of computed tomography. CT is not only demonstrates the presence of a mass, but also delineates acute bleed from brain swelling. It is also useful in determining whether the hematoma is intracerebral or extracerebral, as well as its volume, extent, and multiplicity. The presence of bone fractures is more dramatically depicted in 3-D reformatted. In fact, CT has eliminated the need for other diagnostic studies (e.q. skull x-ray) in all but the most exceptional situations.
This paper documents some references and brief study about head trauma and the role of CT in confirm or exclude it. CT procedures and protocols in trauma patients are also described. In addition, some CT images in common intracranial injury cases such as fractures and intracranial bleedings such as epidural, subdural, subarachnoid are also presented.
PENDAHULUAN
Trauma kepala sudah merupakan kasus medis yang umum terjadi di dunia. Bahkan, di negara maju seperti Amerika dan Australia, tercatat kasus trauma kepala mencapai 800.000-1.000.000 dan  756000 kasus per tahun. (Jonathan,2004;Tony,2003)
Trauma kepala didefinisikan sebagai trauma non degenerative-non konginetal yang terjadi akibat ruda paksa mekanis eksteral yang mencederai kepala yang kemungkinan berakibat gangguan kognitif, fisik, dan psikososial baik sementara atau permanen yang berhubungan dengan berkurang atau berubahnya derajat kesandaran. (Barry ,2005). Mekanismemenya, cedera kepala berasal dari :
1.    Cedera langsung ke jaringan otak.
2.    Ruda paksa luar yang mengenai bagian luar kepala (tengkorak)  yang menjalar ke dalam otak.
3.    Pergerakan dari jaringan otak di dalam tulang tengkorak.
Cedera kepala lebih sering dialami pria dari wanita dan penyebabnya diantaranya kecelakaan lalu lintas, kecelakaan industri, kecelakaan olah raga, jatuh dari ketinggian, dan tindakan kekerasan. Trauma ini juga menjadi penyebab utama kematian / kelumpuhan pada usia muda. (Anne G Osborn,2003) 
Pasien dengan trauma kepala memerlukan penegakkan diagnosa sedini mungkin agar tindakan terapi dapat segera dilakukan untuk menghasilkan prognosa yang baik (Geijertstam,2004). Penelitian menunjukkan tindakan operasi pada trauma kepala berat dalam rentang waktu 4 jam pertama setelah kejadian, dapat menyelamatkan kurang lebih 70%. Pasien  Sebaliknya, tingkat mortalitas dapat naik sampai 90% bila tindakan interverensi dilakukan  lebih dari 4 jam. (Tony, 2003)  Penegakkan diagnosa trauma kepala diperoleh dengan pemeriksaan klinis awal yang teliti dan ditunjang diagnosa imajing
PEMERIKSAAN KLINIS:
Tingkat resiko penderita trauma kepala dapat dikelompokkan berdasarkan presentasi klinis dari penderita menjadi 3 kategori:
1.    Low risk
Penderita sadar, secara fisik normal, tidak ada intoksikasi alcohol/obat-obatan, minimal laresarsi atau hematom ringan, pusing, pening, atau penglihatan kabur. Glasgow coma score 14-15
2.    Moderate risk
Sempat pingsan, amnesia, muntah, kejang, ada tanda fraktur di skull, adanya tanda intoksikasi  alcohol/obat-obatan, trauma yang tidak diketahui penyebabnya. Glasgow coma score 9-14.
3.    Severe
Glasgow coma score kurang dari 8, penurunan atau hilangnya kesadaran, fraktur skull, kelainan neurologist yang menandakan cedera intrakranial
Glasgow Coma Score adalah skala yang digunakan untuk mengukur tingkat kesadaran seseorang. Skornya berkisar antara 3 (terburuk) sampai 15 (terbaik) dan berdasarkan jumlah skor kemampuan pasien  membuka mata (0-4), berbicara (0-5), dan bergerak(0-6).
PENUNJANG DIAGNOSA
Peranan diagnosa imajing juga diperlukan terutama pada pasien dengan tingkat resiko moderate-severe. Tujuan utama dari pemeriksaan imajing pada pasien trauma kepala ialah untuk mengkonfirmasi adakah cedera intrakranial yang berpotensi mengancam jiwa pasien bila tidak segera dilakukan tindakan.
Hadirnya modalitas imajing CT scan telah merevolusi cara mengevaluasi diagnosa trauma kepala. Sebelum CT scan, plain foto skull umum dimintakan pada pasien kasus trauma kepala. Namun nilai prediktif dan efisiensi dari skull x-ray sudah mulai dipertanyakan. Plain foto kepala memang dapat menunjukkan ada/tidaknya fraktur pada kepala. Akan tetapi pemeriksaan radiologi itu tidak adekuat untuk memprediksi adanya cedera intrakranial (Lyloyd,1997). Profesor Anne G Osborn, ahli neuroradilologist dari University of Utah School of Medicine, menyatakan 25-30% pasien trauma kepala tanpa fraktur ternyata mengalami cedera intrakranial yang berat (Anne, 2003). Disamping itu, waktu yang digunakan untuk plain skull foto, bisa jadi malah memperlambat diagnosa trauma intrakranial (Jonathan,2004). Oleh karena itu CT scan telah menggantikan peranan plain foto dan menjadi modalitas pilihan dalam menunjang diagnosa trauma kepala.

CT SCAN  PADA TRAUMA KEPALA
Peranan CT scan sebagai modalitas pilihan dalam diagnosa trauma kepala karena memiliki keunggulan:
"    Pemeriksaan yang cepat dan mudah.
"    Tidak invasif.
"    Dapat mengidentifikasikan dan melokalisir adanya fraktur dan fragmentnya pada tulang kepala. Bahkan pada spiral atau multislice CT dapat direkonstruksi gambar 3D.nya
"    Dapat menunjukkan adanya perdarahan extrakranial dan mengihitung volumenya.
"    Dapat menunjukkan kelainan intrakranial
o    Infark acute, oedema cerebri, cerebral contusion
o    Perdarahan intracranial : Subdural, Epidural, SAH
Radiographer berperan penting dalam mengoperasikan CT scan pada kasus trauma kepala mulain persiapan pasien, prosedur , positioning, protokol , post processing, dan mencetakan ke film. 
Prosedur pemeriksaan CT Scan pada trauma kepala
Untuk pemeriksaan CT scan kepala tidak memerlukan persiapan khusus. Hal-hal yang perlu diperhatikan radiografer adalah:
"    Pastikan di ruangan ada saluran / tabung oksigen dan suction, dan bila perlu peralatan resusitasi.
"    Sebelum pasien masuk, isilah data pasien terlebih dahulu di data konsul.
"    Gunakan sarung tangan / unsteril glove dalam memindah dan pengatur posisi pasien pada kasus trauma dengan luka terbuka. (universal precaution)
"    Pastikan tidak benda-benda metalik pada penderita di area kepala (kalung, jepit rambut, anting, kabel-kabel monitor ) yang dapat menimbulkan artefak pada gambar.
"    Jangan pernah melepas alat fiksasi leher collar bila telah dipasang
"    Bila perlu, anggota satu keluarga ada yang mendampingi sewaktu pemeriksaan pada kasus trauma .(misal pasien anak-anak). Berikan apron.
"    Fiksasi kepala pasien pada cradle, dengan perlatan fiksasi.
Protokol CT Kepala
"    Orientasi pasien :  head first, supine
"    Orbita Meatal pararel terhadap scan plane.
"    Scout / Topogram : lateral dari base skull ke vertex
"    Axial base line diambil dari garis inferoorbital floor ke EAM. Angle disesuaikan.
"    Pada scan konvensional : Irisan 5mm dan jarak antar irisan 5mm dari base skull ke infra tentorium, 10m dan jarak irisan 10mm dari circullum willis ke vertex. Bila diperlukan irisan tambahan, set additional scan 1 slice 5mm.
"    Pada spiral:  5mm/ 5mm pitch 1 atau 7mm/7mm,  recon interval 5mm
Gambaran CT kepala dan post processig
Gambaran CT scan dapat menunjukkan patologis pada pasien trauma kepala (Andrew,1997).
Berikut adalah tanda-tanda dan apa yang perlu diperhatikan radiographer dan apa yang harus dilakukan radiographer dalam post processing : 
"    Focal hyper/hypodens; area hyperdens nilai 50-70HU dengan ROI menu, ukurlah area itu dengan automatic volume dapat dihitung perkiraan kasar pada area tersebut dengan cara mengukur panjang x lebar x tebal irisan (nomor meja awal-akhir tampaknya lesi) dibagi 2.
"    Mild line shfit, tanda adanya mass effect (Bila dijumpai ukurlah bila ada dengan membuat garis membagi 2 hemispher ceberum dan garis shift pada ujung anterior septum pellucidum)
"    Asymetry dari struktur dalam cranial.
"    Bone distruction / erosi (pakai algoritma dan bone window); bila menggunakan spiral, buat 3-D.
"    Udara di calvarium (kemungkinan adanya fraktur)
"    Oedem (batas sulci /gyri cortical tidak jelas)
"    Pada processing image: gunakan algoritma image (filter/kernel) soft tissue dan bone dan atur Window With dan Window Levelnya.
o    Bone: W=±3000, L=±800
o    Brain: W=±90, L=±40
o    Subdural or intermediate: W=±200, L=±50
"    Bila positioning tidak memungkinkan pasien mempertahankan posisi kepalanya, bila gambar kabur karena pergerakan, perlu diulang. Jika hanya rotasi saja, tidak perlu diulang dan gunakan fasilitas rotational image
"    Print dengan scout / scannogran dan gambar aksialnya 15-20 dalam 1 lembar, bila perlu ditambah 1 lembar kondisi tulang.
BEBERAPA GAMBARAN CT SCAN PADA TRAUMA KEPALA INTRAKRANIAL
1.    FRAKTUR
       Fraktur pada trauma kepala jenisnya bisa :
o    Linier non displacement
o    Depressed ( adanya displacement dari fragment)
o    Diastatic fractures (fraktur yang melibatkan sutura)
2.    EPIDURAL HEMATOMA
Epidural hematoma adalah kumpulan massa darah akibat robeknya middle meningeal arteri antara skull dan dura di regio temporal , yang sangat kuat hubungannya dengan fraktur linear. Kadang juga terjadi akibat robeknya vena dan tipikalnya terjadi di region posterior fosa atau dekat daerah occipital lobe. 
Gambaran Epidural pada CT tampak sebagai bentuk bi convex dan adanya pemisahan jaringan otak dengan skull. Pendarahan akut tampak hyperdens, subakut tampak isodense, kronis tampak hypodens
3.    SUB DURAL HEMATOMA
Subdural hematoma adalah kumpulan perdarahan vena yang berlokasi antara dura mater dan arachnoid membrane (subdural space). Biasanya terjadi akibat kepala berbenturan dengan benda tak bergerak menyebabkan robeknya vena antara cerebral cortex dan vena dura.
Gambaran subdural pada CT tampak sebagai bentuk bulan sabit mengikuti kontur dari kranium bagian dalam. Pendarahan akut tampak hyperdens, subakut tampak isodense, kronis tampak hypodens
4.    SUB ARACHNOID HEMMORAGE
Subarachnoid hemmorage (SAH) terjadi karena keluarnya darah ke subarachnoid space, umumnya basal cistens dan jalur cerebral spinal fluid. Penyebab utama SAH ialah trauma, selain itu bisa juga dikarenakan rupturnya saccular (berry) aneurysm dan arteriovenous malformation (AVM)
Gambaran pada CT menunjukkan gambaran hyperdens/perdarahan akut yang ada di subarachnoid space.
DISKUSI
Meskipun telah jelas CT scan pada trauma kepala sangat berperan untuk menentukan adanya cedera intrakranial khususnya pada presentasi klinis kategori severe. Namum pada beberapa kasus, cedera intrakranial bisa terjadi pada manifestasi klinis normal (low) atau cedera yang kelihatannya ringan-sedang. Dari sini mulai dipertanyakan apakah seseorang dengan cedera kepala harus di CT scan sedang harga pemeriksaan mungkin masih mahal. 
Dari studi retrospektif, direkomendasikan dua standart yang dipakai apakah pasien memerlukan tidaknya CT scan yaitu New Orlands dan The Canadian CT rule. (Jonathan,2004).  New Orland menyebutkan ada 7 kriteria yaitu :
o    Sakit kepala
o    Muntah
o    Umur lebih dari 60 tahun
o    Adanya intoksikasi alcohol.
o    Amnesia retrograde
o    Kejang
o    Adanya cedera di area clavicula ke superior.
Sedangkan  The Canadian CT Head menyebutkan 5 kriteria yaitu :
o    GCS kurang dari 15 setelah 2 jam kejadian
o    Adanya dugaan open /depressed fracture.
o    Lebih dari dua kali muntah.
o    Bukti fisik adanya fraktur di basal skull.
o    Umur lebih dari 65 tahun
Dengan mengikuti  kriteria di atas, maka memprediksi kelainan intrakranial semakin tinggi dan pemeriksan CT scan adalah sangat diperlukan.
Radiographer memegang peranan mengoptimasikan CT scan dalam penegakkan diagnosa. Pengoptimalan protokol, penambahan irisan bila diperlukan, penggunaan MPR (multi plannar reformatted) dan bila perlu 3-D rendering pada kasus fraktur pada spiral/multi slice dapat menambah informasi yang diperlukan radiologist untuk dilaporkan.ke klinisi.
Bila diperlukan dan diminta, radiographer juga dapat mengusulkan secara informal pemeriksaan CT scan pada klinisi (biasanya dr. UGD) yang meminta foto kepala biasa bila presentasi klinis. Hali ini juga mempercepat penegakkan diagnosa pasien dan penanganan terapi yang adekuat sehingga dihasilkan prognosa yang baik.
KESIMPULAN
CT scan adalah modalitas pilihan utama dalam membantu penegakkan diagnosa trauma kepala dengan cedera intrakranial seperti fraktur, hematom intrakranial dan extrakranial. Keunggulannya selain cepat,mudah, dan dapat diandalkan. Penggunaan protokol yang tepat dan optimasi  ppst processing dari radiographer sebagai operator CT scan dapat menambah informasi dan meingkatkan akurasi diagnosa secara dini sehingga tindakan terapi dapat segera dilakukan sehingga  pasien diharapkan mendapatkan prognosa atau hasil perawatan penyembuhan semaksimal mungkin.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

CT Scan Abdomen


CT ABDOMEN RUTIN




CT Scan Abdomen Rutin                                                                             Merupakan pemeriksaan dengan menggunakan alat computerisasi tomografi (Ct scan) dan beberapa bahan yang diperlukan untuk menggambarkan organ Abdomen secara rutin pada beberapa dimensi.
Persiapan pasien: 
  • Sebaiknya puasa 2-3 jam sebelum Pemeriksaan   
  • Memberikan keterangan tentang riwayat alergi, dan kemungkinan ada kelainan ginjal. 
  • Mendapatkan Penjelasan tentang prosedure pemeriksaan  
  • Mengisi surat persetujuan tindakan  
  • Minum kontras oral 700ml ½ jam sebelum pemeriksaan.
Persiapan Alat & Bahan
·         Alat
CT Scan Singgle slice dan diutamakan Multi slice beserta pendukungnya
·         Bahan
kontras media, 350 mg I/ml= 50cc,
spuit 50cc, wing niedle 18
Indikasi Pemeriksaan
  1. Abdominal discomfort
  2. Hepato megali
  3. Spleeno megali
  4. Colesistitis
  5. Colelitiasis
  6. Sol/Tumor
  7. Acites
Teknik Pemeriksaan
1  1. Regristrasi Pasien : ID, Nama, Body parameter
2  2. Lokator parameter sesuai area scanning
  1. Zerro positioning: Upper and down, Height Mid level
4         4. Topografi/topogram/scoutview
a.      AP view
b.      Length (Sesuaikan area scanning)
c.       Batas atas proc.xipoideus
d.      Batas bawah Crista illiaca
e.      KV ; 120, mAs ; 80
  1. Pre contras scan
  2. Post contras scan
  3. Acquisition
- Single slice/Single slice with group
 - Multi slice
  1. Area scanning
  2. Parameter (Body Abdomen)
-KV ; 120, mAs; 500 
-Pitch; 1 atau lebih rendah sesuaikan kompensasi total waktu scanning.
  1. FOV ; 350 – 500 mm
  2. Teble feed 10 cm/s
  3. API service on
  4. Speed rotation 0,5 /s
  5. Rekontruksi
- Slice thikness 3 mm
- Re-increment 1,5 mm
  1. Filter: Mediastinum B 30 s Medium Smooth
  2. Post Processing:
-Filming from 3D rekontruksi
- Axial Window Mediastinum B 30 S Medium Smoth
- Coronal Window Mediastinum B 30 S Medium Smoth
                                                                                       sumber :

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Filosofi Proteksi Radiasi

Mengingat radiasi dapat membahayakan kesehatan, maka pemakaian radiasi perlu diawasi, baik melalui peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pemanfaatan radiasi dan bahan-bahan radioaktif, maupun adanya badan pengawas yang bertanggungjawab agar peraturan-peraturan tersebut diikuti. Di Indonesia, badan pengawas tersebut adalah Bapeten (Badan Pengawas Tenaga Nuklir).
Filosofi proteksi radiasi yang dipakai sekarang ditetapkan oleh Komisi Internasional untuk Proteksi Radiasi (International Commission on Radiological Protection, ICRP) dalam suatu pernyataan yang mengatur pembatasan dosis radiasi, yang intinya sebagai berikut:
  1. Suatu kegiatan tidak akan dilakukan kecuali mempunyai keuntungan yang positif dibandingkan dengan risiko, yang dikenal sebagai azas justifikasi,
  2. Paparan radiasi diusahakan pada tingkat serendah mungkin yang bisa dicapai (as low as reasonably achievable, ALARA) dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial, yang dikenal sebagai azas optimasi,
  3. Dosis perorangan tidak boleh melampaui batas yang direkomendasikan oleh ICRP untuk suatu lingkungan tertentu, yang dikenal sebagai azas limitasi.
Konsep untuk mencapai suatu tingkat serendah mungkin merupakan hal mendasar yang perlu dikendalikan, tidak hanya untuk radiasi tetapi juga untuk semua hal yang membahayakan lingkungan. Mengingat bahwa tidak mungkin menghilangkan paparan radiasi secara keseluruhan, maka paparan radiasi diusahakan pada tingkat yang optimal sesuai dengan kebutuhan dan manfaat dari sisi kemanusiaan.
Menurut Bapeten, nilai batas dosis dalam satu tahun untuk pekerja radiasi adalah 50 mSv (5 rem), sedang untuk masyarakat umum adalah 5 mSv (500 mrem). Menurut laporan penelitian UNSCEAR, secara rata-rata setiap orang menerima dosis 2,8 mSv (280 mrem) per tahun, berarti seseorang hanya akan menerima sekitar setengah dari nilai batas dosis untuk masyarakat umum.
Ada dua catatan yang berkaitan dengan nilai batas dosis ini. Pertama, adanya anggapan bahwa nilai batas ini menyatakan garis yang tegas antara aman dan tidak aman. Hal ini tidak seluruhnya benar. Nilai batas ini hanya menyatakan batas dosis radiasi yang dapat diterima oleh pekerja atau masyarakat, sejauh pengetahuan yang ada hingga saat ini. Yang lebih penting dari pemakaian nilai batas ini adalah diterapkannya prinsip ALARA pada setiap pemanfaatan radiasi. Kedua, adanya perbedaan nilai batas dosis untuk pekerja radiasi dan masyarakat umum. Nilai batas ini berbeda karena pekerja radiasi dianggap dapat menerima risiko yang lebih besar (dengan kata lain, menerima keuntungan yang lebih besar) daripada masyarakat umum, antara lain karena pekerja radiasi mendapat pengawasan dosis radiasi dan kesehatan secara berkala.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Oral Seks VS Kanker Mulut


Oral Seks Penyebab Kanker
Tahukah anda bahwa aktivitas oral seks bisa menyebabkan timbulnya kanker mulut? Sebuah penelitian dari The John Hopkins University School of Medicine scientists menyebutkan bahwa aktivitas oral seks merupakan salah satu cara berpindahnya human papillomavirus (HPV) yaitu virus penyebab terjadinya kanker servik dari servik ke mulut yang bisa menyebabnya munculnya kanker mulut.
Sebuah studi juga mengemukakan jumlah penderita kanker mulut setiap tahun nya semakin bertambah selama sepuluh tahun terakhir ini, bahkan melebihi penderita kanker testis dan kanker servik itu sendiri. Rata-rata penderita tersebut adalah mereka yang berusia dibawah 45 tahun dimana aktifitas seksual mereka sedang tinggi.
Pencegahan
Meski oral seks merupakan salah satu penyebab kanker mulut namun anda tak perlu terlalu khawatir, karena resiko terjangkitnya kanker mulut melalui seks oral masih terbilang rendah yaitu 1:10.000 orang. Sebaliknya rokok masih manjadi faktor utama menyebab kanker mulut disamping alkohol. Keduanya beresiko lebih tinggi 30 kali menyebabkan kanker mulut dibanding oral seks. Namun ada baiknya anda tetap waspada, tetap setia dan tidak bergant-ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual merupakan cara terbaik menghindari diri anda dari kanker mulut. Cara lainnya adalah dengan terlebih dahulu memerikasaan diri anda dan pasangan ke klinik gigi dan gusi untuk melakukan tes STD atau pengecekan kesehatan mulut untuk memastikan bahwa anda atau pasangan tidak membawa virus HPV. Hal ini terutama dilakukan bagi pasangan yang hendak menikah.
Vaksinasi
Vaksinasi juga merupakan alternatif pencegahan terjangkitnya virus HPV, namun vaksinasi HPV hanya dilakukan untuk wanita terutama wanita muda, sementara bagi pria hanya bisa melakukan vaksinasi pencegahan kanker servik melalui suntikan yang dilakukan selama 6 bulan dengan biaya yang terbilang mahal.
Riwayat Seksual Pasangan
Tidak yakin dengan riwayat seksual pasangan kadang membuat anda tetap merasa tidak aman melakukan oral seks meski hasil tes menyatakan bahwa anda berdua tidak membawa virus HPV. Untuk itu tidak ada salahnya jika anda memakai pelindung atau kondom saat melakukan oral seks. Meski cara tersebut bukan cara menyenangkan bagi kehidupan seksual anda dan pasangan, namun play safe lebih baik dibanding pengobatan bukan?
Penanganan
Deteksi lebih dini terhadap kanker mulut dapat memperbesar tingkat keberhasilan pengobatan. Waspada jika terjadi luka disekitar membran mulut yang tak kunjung sembuh setelah tiga minggu, atau munculnya benjolan-benjolan kecil disekitar mulut berwarna merah dan putih. Segera hubungi dokter anda secepatnya jika anda mengalami indikasi terjangkitnya kanker pada mulut anda.

sumber : http://kesehatangigi.blogspot.com/2011/03/oral-seks-vs-kanker-mulut.html
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kesehatan Gigi

Jagalah kesehatan gigi dan kesehatan tubuh anda.

Coklat dapat melindungi terhadap kerusakan gigi

Para peneliti telah menemukan bahwa coklat dapat mencegah kerusakan terhadap gigi. Hal ini begitu berhasil dalam memerangi pembusukan bahwa para ilmuwan percaya beberapa komponen yang mungkin satu hari ditambahkan untuk obat kumur atau pasta gigi.
Studi yang dilakukan oleh para peneliti di Osaka University di Jepang menemukan bahwa bagian-bagian biji kakao, bahan utama cokelat, menggagalkan bakteri mulut dan kerusakan gigi.

Studi yang dilakukan oleh para peneliti di Osaka University di Jepang menemukan bahwa bagian-bagian biji kakao, bahan utama cokelat, menggagalkan bakteri mulut dan kerusakan gigi.
Mereka menemukan bahwa biji kakao kulit - bagian luar dari kacang yang biasanya pergi ke limbah dalam produksi coklat - memiliki efek anti bakteri pada mulut dan dapat melawan secara efektif melawan plak dan agen merusak lainnya.
Pembusukan gigi terjadi ketika bakteri dalam mulut berubah menjadi asam, yang merusak di permukaan gigi dan menyebabkan karies.
Para ilmuwan Jepang menemukan coklat yang tidak terlalu berbahaya daripada banyak makanan manis yang lainnya, karena agen antibakteri pada biji kakao offset gula tingkat tinggi.
Setelah tiga bulan, penelitian ini menemukan bahwa angka dengan diet gula tinggi memiliki 14 lubang rata-rata dibandingkan dengan hanya enam rongga bagi mereka yang menerima kulit biji kakao dalam makanan mereka.
Para peneliti kini merencanakan untuk menguji temuan mereka pada manusia.
Berbicara kepada majalah New Scientist, Takashi Ooshima, dari Osaka University, mengatakan temuan mereka bisa mengarah pada pengobatan baru untuk kerusakan gigi.
"Dimungkinkan untuk menggunakan obat kumur CBH ekstrak, atau suplemen untuk sebuah pasta gigi."
Bahkan bisa dimasukkan kembali ke cokelat untuk membuat lebih baik untuk gigi, katanya
"Mereka tentu memiliki efek tapi kebersihan mulut yang baik, daripada banyak makan cokelat, adalah cara untuk gigi sehat yang baik."
Juru bicara British Dental Association mengatakan: "Jika memang benar bahwa cokelat tidak membantu mengurangi kerusakan gigi dan rongga yang hanya dapat menjadi hal yang baik, tetapi Anda harus ingat bahwa cokelat mengandung gula.
"Saran kami tetap sama: jika orang ingin makan permen manis dan minuman mereka harus membatasinya, dan mengunjungi dokter gigi secara teratur."


 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh HIV/AIDS

3.1 Apa perbedaan di Antara HIV dan AIDS?
3.2 Bagaimana cara penularan HIV?
3.3 Bagaimana HIV menyerang sistem kekebalan tubuh manusia?

3.1 Apa perbedaan di Antara HIV dan AIDS?

Sering kali HIV/AIDS tertulis dan disebut sebagai satu istilah. Akan tetapi HIV dan AIDS mempunyai artinya yang berbeda.
HIV merupakan singkatan dari “Human Immunodeficiency Virus”. Virus ini merupakan virus yang dapat menyebabkan AIDS. Jika anda terinfeksi HIV, anda akan dikatakan sebagai HIV positif.
Ini berarti virus HIV telah masuk ke dalam aliran darah anda. Sampai saat ini, belum ada obat yang bisa menyembuhkan HIV/AIDS dan virus itu akan tetap berada dalam tubuh anda.
Bagaimanapun, itulah sangat penting anda ingat bahwa banyak orang yang HIV positif masih kelihatan dan merasa sehat.
AIDS merupakan singkatan dari “Acquired Immune Deficiency Syndrome”. AIDS jarang sekali terdiri dari satu penyakit saja tetapi terdiri dari sebuah kumpulan atau kombinasi berbagai macam penyakit yang muncul karena tubuhnya tidak dapat melawan penyakit lagi seperti dulu. Pada saat darah terinfeksi virus HIV maka sistem kekebalan tubuh diserang dan dirusak dengan
perlahan-lahan sehingga sistem kekebalan tubuh tidak dapat melawan infeksi dan penyakit biasa lagi. Setelah melewati waktu tertentu (biasanya bertahun-tahun), sistem kekebalan tubuh kita akan melemah. Hanya seorang HIV positif yang di diagnosa dengan satu atau lebih penyakit dapat dikatakan menderita AIDS.
Virus HIV dapat ditularkan dari seseorang ke orang lain melalui aliran darah. AIDS itu merupakan sebuah penyakit yang muncul setelah virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh selama beberapa tahun. Anda tidak dapat “terkena” atau “memberikan” AIDS kepada orang lain, tetapi anda dapat menularkan HIV. Apabila anda dikatakan HIV positif ini berarti anda telah terinfeksi oleh virus HIV. Ini bukan berarti anda sakit AIDS. Banyak obat-obatan yang tersedia sekarang tidak dapat menyembuhkan HIV, tetapi dapat mencegah berkembang AIDS untuk beberapa tahun.

3.2 Bagaimana cara penularan HIV?

HIV terdapat dalam cairan tubuh yaitu, darah, sperma (air mani), cairan vagina dan air susu ibu. HIV hanya ditularkan kalau cairan tubuh seseorang HIV positif masuk ke dalam aliran darah orang lain.
HIV hanya dapat ditularkan melalui beberapa cara:
Seks
Karena HIV berada dalam sperma dan cairan vagina maka HIV dapat ditularkan melalui hubungan seks kalau ada luka pada kulit vagina, lecet pada penis atau lubang anus.
Untuk menghindari tertularnya HIV, lakukanlah seks secara aman yaitu:
  1. Menggunakan kondom dan pelicin berbahan dasar air (‘water based’) seperti ‘KY jelly’ atau ‘Wetstuff’ (bersifat basah) kalau berhubungan seks melalui lubang anus atau vagina.
  2. Menghindari hubungan kelamin (penis masuk ke dalam lubang anus atau vagina)
  3. Menggunakan kondom atau ‘dam’ (alat proteksi) ketika melakukan seks oral (menggunakan mulut). Walaupun seks oral dianggap cukup aman, perlu diingat bahwa penularan HIV dapat terjadi jika ada luka atau radang pada mulut.
Cara Memasang Kondom Pada Penis Yang Lagi Ereksi
1.  Membuka paket dengan hati-hati agar kondom tidak tersobek. Tarik kemasan hati-hati (jika diperlukan) 2. Menekan ujung kondom di antara jari dan jempol agar tidak ada angin dan menggulung kondom dari atas ke bawah penis.
3. Pada saat kondom dipasang gunakan pelicin yang berbahan dasar air (water based). 4. Setelah ejakulasi memegang kondom dengan baik-baik ketika mengeluarkan penis agar air mani tidak tumpah keluar.
5. Ikat kondom yang sudah terpakai dan buang di tempat sampah. Jangan memakai ulang kondom bekas.
GUNAKAN KONDOM BARU SETIAP KALI BERHUBUNGAN SEKS
Pemakaian Bersama Jarum Suntik, Semprot dan Peralatan Suntik Lainnya, Tindik atau Tato.
Jumlah kecil virus HIV yang dikandung dalam darah bisa terdapat di dalam jarum suntik dan semprot. Kalau seorang lain memakai jarum suntik atau semprot yang sama darah tersebut dapat masuk secara langsung ke dalam aliran darah mereka.
Agar menghindari penularan HIV, jangan memakai bersama jarum suntik, semprot, kain penyeka atau peralatan suntik.
Jika anda ingin menindik atau tato pergilah ke tempat/studio yang punya surat ijin serta langsung membuang atau menyeterilkan jarum dan alat-alat lain sesudah dipakai dengan benar. Hal ini akan melindungi anda dari berbagai virus lain seperti Hepatitis B dan C.
Ibu ke Anaknya (Juga disebut Penularan Vertikal)
Seorang wanita yang HIV positif mungkin dapat menularkan virusnya kepada bayi yang dikandungnya dan/atau pada saat melahirkan. Dengan pengobatan yang baik, banyak wanita yang positif HIV dapat melahirkan bayi yang tidak terinfeksi HIV.
Jika anda hamil atau berencana mempunyai anak anda sebaiknya berbicara dengan dokter anda secepat mungkin. Di Australia seorang ibu yang terinfeksi HIV diusulkan agar tidak menyusui bayinya karena HIV juga terdapat dalam Air Susu Ibu. Makanan alternatif yang sehat dan aman bagi bayi telah tersedia.
Transfusi Darah atau Produk Darah di Australia
Dulunya, sebelum dunia kesehatan menemukan virus HIV, persediaan darah merupakan resiko tertinggi.
Akan tetapi, sejak tahun 1985 semua jenis dan produk darah diperiksa untuk virus HIV. Walaupun transfusi darah masih merupakan resiko besar di beberapa negara lain, persediaan darah di Australia saat ini sangat aman. Orang yang HIV positif dilarang mendonor kan darahnya.
HIV juga bisa terdapat di cairan tubuh lainnya seperti muntah, air liur dan tinja. Cairan-cairan ini tidak dianggap sebagai resiko penularan HIV karena kwantitas darah atau HIV yang dikandungnya sangat kecil. Bagaimanapun, setiap orang diusulkan agar selalu mencuci tangannya setelah berhubungan dengan semua cairan-cairan tubuh supaya menjaga kesehatan umum. HIV tidak dapat ditularkan melalui:
  • Batuk
  • Bersin
  • Meludah
  • Berciuman
  • Menangis (air mata)
  • Alat-alat makan dan piring
  • Seprei dan sarung bantal
  • Toilet dan kamar mandi
  • Melalui kontak sosial biasa.
HIV tidak ditularkan melalui gigitan serangga seperti gigitan nyamuk.
HIV adalah virus yang terdapat dalam aliran darah. Ini berarti virus tersebut hanya dapat ditularkan apabila virus itu masuk kedalam aliran darah seseorang ke orang lain. HIV dapat ditularkan melalui seks yang tidak aman antara pria dengan wanita, pria dengan pria dan wanita dengan wanita, melalui jarum suntik yang dipakai secara bersamaan dengan seorang yang telah terinfeksi HIV atau dari ibu yang HIV positif ke bayi yang dikandungnya.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pengertian HIV AIDS

AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome merupakan kumpulan dari gejala dan infeksi atau biasa disebut sindrom yang diakibatkan oleh kerusakan sistem kekebalan tubuh manusia karena virus HIV, sementara HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang dapat melemahkan kekebalan tubuh pada manusia. Jika seseorang terkena virus semacam ini akan mudah terserang infeksi oportunistik atau mudah terkena tumor. Untuk sampai saat ini, penyakit HIV AIDS belum bisa disembuhkan dan ditemukan obatnya, kalau pun ada itu hanya menghentikan atau memperlambat perkembangan virusnya saja.

Virus HIV dan virus-virus sejenisnya seperti  SIV, FIV dan lain-lain biasanya tertular melalui kontak langsung antara aliran darah dengan cairan tubuh yang didalamnya terkandung HIV, yakni darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan virus ini sering terjadi pada saat seseorang berhubungan intim, jarum suntik yang terkontaminasi, transfusi darah, ibu yang sedang menyusui, dan berbagai macam bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.


AIDS merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi HIV. HIV adalah retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan manusia, seperti sel T CD4+ (sejenis sel T), makrofaga, dan sel dendritik. HIV merusak sel T CD4+ secara langsung dan tidak langsung, padahal sel T CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi baik. Bila HIV telah membunuh sel T CD4+ hingga jumlahnya menyusut hingga kurang dari 200 per mikroliter darah, maka kekebalan di tingkat sel akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya AIDS; yang diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4+ di dalam darah serta adanya infeksi tertentu.
Tanpa terapi antiretrovirus, rata-rata lamanya perkembangan infeksi HIV menjadi AIDS ialah sembilan sampai sepuluh tahun, dan rata-rata waktu hidup setelah mengalami AIDS hanya sekitar 9,2 bulan. Namun demikian, laju perkembangan penyakit ini pada setiap orang sangat bervariasi, yaitu dari dua minggu sampai 20 tahun. Banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya ialah kekuatan tubuh untuk bertahan melawan HIV (seperti fungsi kekebalan tubuh) dari orang yang terinfeksi.Orang tua umumnya memiliki kekebalan yang lebih lemah daripada orang yang lebih muda, sehingga lebih berisiko mengalami perkembangan penyakit yang pesat. Akses yang kurang terhadap perawatan kesehatan dan adanya infeksi lainnya seperti tuberkulosis, juga dapat mempercepat perkembangan penyakit ini. Warisan genetik orang yang terinfeksi juga memainkan peran penting. Sejumlah orang kebal secara alami terhadap beberapa varian HIV. HIV memiliki beberapa variasi genetik dan berbagai bentuk yang berbeda, yang akan menyebabkan laju perkembangan penyakit klinis yang berbeda-beda pula. Terapi antiretrovirus yang sangat aktif akan dapat memperpanjang rata-rata waktu berkembangannya AIDS, serta rata-rata waktu kemampuan penderita bertahan hidup.

Itulah tadi salah satu penyakit berbahaya yang bisa berujung pada kematian, sama halnya dengan penyakit kanker serviks yang terbilang juga panyakit paling ganas, infonya juga anda bisa baca diblog ini.
obat herbal kanker yang memiliki efek memperlambat kanker 10.000 kali

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS